webplus.id - Kultur rak dan kantong adalah metode budidaya tiram yang melibatkan peletakkan tiram di dalam kantong jaring atau sangkar yang digantung di atas dasar laut atau dasar muara. Metode ini biasanya digunakan di daerah yang substrat alaminya tidak sesuai untuk pertumbuhan tiram atau untuk melindungi tiram dari predator dan organisme parasite lainnya. Berikut ini cara kerja budi daya rak dan kantong:
1. Pemilihan Lokasi
Langkah pertama adalah memilih lokasi yang cocok untuk budidaya tiram dengan metode rak dan kantong. Biasanya, hal ini melibatkan pemilihan area dengan kualitas air, suhu, dan salinitas yang tepat untuk pertumbuhan tiram. Lokasi tersebut juga harus relatif terlindung untuk melindungi rak budidaya dari arus dan gelombang yang kuat.
2. Pemasangan Rak
Rak biasanya dibuat dari bahan yang kokoh seperti kayu atau logam, dan dirancang untuk menopang berat kantung tiram sambil menjaganya tetap tergantung di atas dasar laut. Rak ini dipasang di lokasi yang dipilih, biasanya di kedalaman yang akan terendam saat air pasang dan terekspos saat air surut.
Baca juga: 8 Kandungan Nutrisi Penting Pada Tiram
3. Penempatan Kantung atau Sangkar Jaring
Spat tiram (tiram muda) atau benih tiram ditempatkan di dalam kantong atau sangkar jaring. Kantong atau sangkar ini kemudian digantung di rak. Jaring memungkinkan sirkulasi air sekaligus mencegah tiram lepas atau dimangsa predator. Tiram biasanya diberi jarak untuk memastikan mereka memiliki ruang untuk tumbuh.
4. Pertumbuhan dan Pemeliharaan
Saat tiram tumbuh, mereka memakan plankton alami dan partikel tersuspensi di dalam air. Pemantauan dan pemeliharaan rutin sangat penting selama fase ini. Pembudidaya perlu memeriksa organisme lain yang menempel, yang dapat menyumbat jaring dan membatasi aliran air, serta membuang tiram yang mati atau rusak. Tiram juga dapat dibolak-balik atau diguncang secara berkala untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan cangkang yang merata.
5. Pemanenan
Tiram biasanya siap dipanen ketika mencapai ukuran pasar, yang dapat bervariasi tergantung pada spesies dan permintaan pasar lokal. Panen biasanya dilakukan dengan melepas kantong atau sangkar dari rak saat air surut. Tiram dapat dipanen secara individual atau dengan memotong kantong untuk melepaskannya. Panen dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan tangan atau mesin, tergantung pada skala operasi.
Baca juga: 10 Taman Akuarium Laut dari Seluruh Dunia
6. Pengelompokkan dan Pengemasan
Setelah dipanen, tiram sering kali dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Tiram kemudian dibersihkan dan dikemas untuk dipasarkan. Tiram dapat dijual dalam keadaan hidup di dalam cangkangnya, dikupas, atau diolah menjadi produk makanan laut lainnya.
7. Pemeliharaan dan Rotasi Tambak
Untuk mencegah pertumbuhan organisme parasite yang berlebihan dan untuk menjaga kualitas air, pembudidaya dapat merotasi kantung tiram ke lokasi yang berbeda atau membersihkan dan memperbarui kantung sesuai kebutuhan. Pemeliharaan yang tepat dan praktik rotasi tambak sangat penting untuk produktivitas yang berkelanjutan.
Kultur rak dan kantong memungkinkan sirkulasi air yang baik, perlindungan dari predator, dan kemampuan untuk menumbuhkan tiram di daerah dengan kondisi substrat yang buruk. Metode ini adalah metode yang populer untuk membudidayakan tiram, terutama di daerah-daerah di mana kultur dasar tradisional mungkin tidak layak atau tidak praktis.
Baca juga: 9 Rekomendasi Hewan Laut untuk Akuarium