webplus.id - Dalam dunia pemasaran digital, menerapkan strategi copywriting memerlukan pemahaman mendalam tentang target audiens agar tulisan yang dihasilkan lebih efektif. Copy atau naskah iklan tak bisa digunakan untuk semua tujuan, karena berarti iklan tersebut tidak memiliki target audiens. Ibarat nelayan yang menangkap ikan di laut, tak semua jenis ikan akan ditangkapnya. Tentunya mereka masing-masing memiliki jenis targetnya tersendiri, agar sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Salah satu elemen penting untuk mencapai iklan yaitu dengan cara membangun customer persona. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan customer persona dan bagaimana cara membangunnya untuk meningkatkan kualitas copywriting yang dihasilkan? Simak pembahasannya sebagai berikut.
Baca juga: 4 Tips Untuk Memulai Bisnis Coffee Shop
Mengapa Customer Persona Penting?
Customer persona (buyer persona) adalah representasi fiktif dari karakteristik, preferensi, dan perilaku konsumen ideal yang dibayangkan saat menentukan target audiens untuk strategi copywriting. Aspek ini penting dalam strategi pemasaran, karena dapat membantu perusahaan memahami audiens secara mendalam. Dengan membangun customer persona yang baik, perusahaan/merek dapat menciptakan pesan iklan yang lebih relevan dan menarik sehingga meningkatkan kemungkinan konversi.
Customer persona membantu pembuat iklan untuk mengenali siapa target audiens, apa kebutuhan mereka, dan bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang siapa yang ditargetkan, perusahaan/merek dapat menyusun pesan yang lebih terarah dan mencapai tujuan-tujuan yang ditargetkan. Tujuan ini bermacam-macam, seperti meningkatkan penjualan, engagement, brand awareness, dan followers.
Baca juga: Tantangan dalam Bisnis Budidaya Ayam Cemani
Cara Membangun Customer Persona
Simak pertanyaan berikut dan pikirkan jawabannya untuk menentukan customer persona yang sesuai dengan tujuan perusahaan/merek yang ingin dicapai.
1. Apa Masalah Terbesar Bagi Customer?
Agar copy atau naskah iklan yang dibuat dalam campaign perusahaan/merek tersampaikan ke calon customer, kita perlu memahami masalah paling serius yang mereka hadapi dan menawarkan solusi dari permasalahan tersebut. Pilih copy yang bersifat painkiller atau langsung tertuju pada tujuan utama dibandingkan yang bersifat vitamin atau yang kurang mengena dan kurang mengunggah emosional audiens.
Misalnya copy seperti "Cari Kerja di siKer.id, sebulan GAK jobless lagi" (pain killer) lebih efektif dibandingkan "Pengen income tambahan?" (vitamin).
2. Lewat Channel Mana Audiens Paling Aktif?
Customer atau target audiens biasanya memiliki platform dimana mereka secara aktif menggunakannya, misalnya media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, atau forum diskusi seperti Quora. Ikutilah dimana mereka berada dan jangan mengharapkan calon customer akan berpindah ke channel yang kita inginkan. Dengan cara ini, campaign atau iklan yang ingin kita sebarkan juga dapat secara efektif bekerja karena terdapat target audiens yang masif di platform tersebut.
3. Apa Format Konten yang Paling Cocok Untuk Customer?
Tiap target audiens tentunya membutuhkan niche dengan format konten yang berbeda dan disesuaikan dengan masing-masing karakteristik mereka. Misalnya, audiens yang aktif di Instagram biasanya lebih menyukai konten berbasis Reels atau dengan format video pendek. Sedangkan audiens di Twitter cenderung menyukai konten berbasis tulisan dengan format Threads yang disertai gambar ilustrasi pendukung. Tentukan format campaign atau iklan yang disesuaikan dengan mereka, lakukan uji coba hingga menemukan format yang dirasa paling efektif untuk digunakan.
4. Bagaimana Bahasa Sehari-hari Customer?
Dalam menentukan target audiens, tentunya harus menyesuaikan dengan bahasa dan istilah yang biasa mereka gunakan sehari-hari agar copy yang dihasilkan relevan dengan mereka. Dengan memahami bahasa customer, tentunya kita juga akan lebih mudah untuk menarik perhatian mereka dan menjalin hubungan emosional yang kuat. Pada akhirnya, tujuan copywriting dapat tercapai karena telah mengetahui customer persona yang kuat.
Misalnya, audiens dalam platform pekerjaan tentunya lebih nyaman menggunakan bahasa formal atau semi-formal untuk penyampaian kontennya karena dirasa lebih profesional. Sedangkan audiens di sosial media, cenderung lebih suka menggunakan bahasa sehari-hari atau bahasa gaul yang relevan dengan mereka.
5. Bagaimana Keseharian Customer?
Dalam menulis naskah iklan atau strategi copywriting, tentunya baik untuk mengetahui keseharian dari target audiens yang diinginkan. Hal ini bermaksud agar copywriting yang dihasilkan sesuai dengan kondisi mereka. Apabila menentukan target audiens anak muda/mahasiswa, tentunya kita harus menyesuaikan copy yang dapat menarik perhatian dan menjawab permasalahan mereka. Seperti misalnya iklan produksi makanan, dapat membuat naskah iklan yang menjadi solusi mahasiswa pada saat tidak memiliki uang. Contohnya: "Tanggal Tua? Tetap Makan Enak dengan Produk (nama produk)".
Dengan memiliki customer persona yang kuat, copywriting yang dihasilkan dapat menjadi lebih terarah dan efektif sehingga meningkatkan kemungkinan konversi dan memperkuat hubungan dengan pelanggan. Tentunya, tujuan awal iklan juga dapat tercapai dan memiliki efektivitas jangka panjang.
Demikian pembahasan tentang pentingnya menentukan customer persona agar dapat meningkatkan kualitas copywriting yang dihasilkan. Semoga dapat memberikan manfaat. Sekian dan terima kasih.
Baca juga: Membuka Pintu Kesuksesan Global: Strategi Masuk Pasar dengan Optimalisasi Konten Profil Usaha