webplus.id - Pengalengan sarden adalah proses yang melibatkan pengawetan dan pengemasan sarden dalam kaleng untuk memperpanjang masa simpannya. Proses ini biasanya meliputi beberapa tahap, mulai dari menerima sarden segar hingga menyegel kaleng untuk didistribusikan. Berikut ini adalah gambaran umum proses pengalengan sarden:
1. Penerimaan dan penyortiran
Ikan sarden segar akan segera dikirim ke tempat pengalengan dan menjalani pemeriksaan dan penyortiran awal. Ikan yang rusak atau berkualitas rendah akan dipisahkan pada tahap ini.
Baca juga: Ini Dia Cara Membuat Hidangan Steik Tuna
2. Pembersihan dan pencucian
Ikan sarden dibersihkan dan dicuci secara menyeluruh untuk menghilangkan kotoran dan sisiknya. Langkah ini memastikan ikan siap untuk diproses lebih lanjut.
3. Pemasakan awal
Ikan sarden yang sudah dibersihkan dimasak terlebih dahulu untuk memasak ikan menjadi setengah matang dan proses ini akan memudahkan pengangkatan kulit dan tulangnya. Proses pemasakan awal ini biasanya melibatkan perebusan atau pengukusan sarden dalam waktu singkat.
4. Memotong dan membersihkan isi perut
Setelah proses pemasakan awal, ikan sarden didinginkan dan kemudian dibuang isi perutnya dan dipotong-potong. Pekerja yang terampil secara manual membuang isi perut, kepala, ekor, dan bagian lain yang tidak diinginkan. Sarden yang sudah dipotong-potong siap untuk dikalengkan.
5. Pengalengan
Sarden yang sudah diiris dengan hati-hati dimasukkan ke dalam kaleng logam, biasanya dengan tambahan minyak, air, atau saus untuk mengawetkan dan menambah cita rasa. Kaleng biasanya terbuat dari baja berlapis timah dan dirancang untuk tahan terhadap proses pengalengan.
Baca juga: Inilah 2 Jenis Keracunan Ikan Tongkol
6. Penambahan bahan tambahan
Tergantung pada produk yang diinginkan, bahan tambahan seperti garam, rempah-rempah, bumbu, atau saus dapat ditambahkan untuk meningkatkan rasa dan memberikan variasi pada sarden kalengan.
7. Penyegelan dan sterilisasi
Setelah kaleng diisi dengan sarden dan bahan tambahan lainnya, kaleng ditutup rapat untuk mencegah masuknya udara dan bakteri. Kaleng yang telah disegel kemudian menjalani proses sterilisasi, biasanya melibatkan pemasakan dengan suhu tinggi (proses retort), yang membunuh bakteri dan memastikan keamanan serta memperpanjang umur simpan produk.
8. Pendinginan dan pelabelan
Setelah sterilisasi, kaleng didinginkan dengan cepat untuk memastikan kualitas produk. Label yang berisi informasi, seperti nama produk, bahan, informasi nutrisi, dan tanggal kedaluwarsa, juga ditempelkan pada kaleng.
9. Pengemasan dan penyimpanan
Kaleng berlabel dikemas ke dalam karton untuk memudahkan penanganan dan transportasi. Kaleng-kaleng tersebut kemudian disimpan dalam kondisi yang sesuai, biasanya di lingkungan yang sejuk dan kering, hingga siap untuk didistribusikan ke pengecer atau konsumen.
Baca juga: 5 Alasan Pengasinan Ikan Adalah Pengawetan Yang Tepat